Kereta Api Terakhir (1981) Perjalanan Penuh Perjuangan di Tengah Revolusi

Ketika berkunjung ke PFN Heritage di kawasan Otista beberapa minggu yang lalu saya sempat melihat pster film Kereta API Terakhir yang merupakan salah satu film kolosal produksi Pusat Produksi Film Negara.  Konon dengan jumlah pemain sekitar 15 ribu orang.  Nah karena itu saya tertarik untuk menyaksikan kembali film ini dan ini lah ceritanya.

Film Kereta Api Terakhir (1981) adalah salah satu film sejarah terbaik Indonesia yang menggambarkan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengamankan perjalanan kereta api di masa Revolusi Nasional Indonesia. Disutradarai oleh Mochtar Soemodimedjo dan diproduksi oleh G. Dwipayana di bawah naungan Perusahaan Film Negara (PFN), film ini menampilkan adegan peperangan yang dramatis dan penuh ketegangan.

Dengan latar belakang tahun 1946, film ini mengangkat peristiwa nyata di mana sebuah kereta api yang membawa pengungsi, pejabat pemerintah, dan dokumen penting harus menembus garis pertahanan musuh untuk mencapai Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Republik Indonesia. Film ini berhasil memadukan sejarah, aksi, drama, serta sedikit komedi dan romansa, menjadikannya salah satu film klasik yang wajib ditonton.

Sinopsis: Perjalanan Terakhir Menuju Yogyakarta
Pada tahun 1946, pasca gagalnya Perjanjian Linggarjati, kondisi Indonesia semakin genting. Belanda mulai kembali menguasai beberapa wilayah, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus bertindak cepat untuk mengamankan aset-aset penting negara. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menarik seluruh kereta api yang masih beroperasi ke Yogyakarta, termasuk kereta api terakhir dari Purwokerto.

Tiga anggota TNI, yaitu Letnan Sudadi (Rizawan Gayo), Letnan Firman (Pupung Harris), dan Sersan Tobing (Gito Rollies), ditugaskan untuk memastikan perjalanan kereta ini berlangsung aman. Mereka harus menghadapi berbagai ancaman dari pasukan Belanda yang berusaha menghentikan perjalanan tersebut.

Di dalam kereta, selain tentara, terdapat pula warga sipil, pejabat pemerintah, dan para pengungsi yang berharap bisa selamat sampai ke Yogyakarta. Salah satu dari mereka adalah seorang gadis kembar bernama Retno (diperankan oleh Yana Fachriana dan Yennie Fachriani), yang menarik perhatian Letnan Firman. Kisah cinta Firman dengan salah satu Retno memberikan nuansa romantis yang ringan di tengah situasi perang yang mencekam.

Selama perjalanan, kereta ini berulang kali diserang oleh pasukan Belanda, termasuk serangan udara dari pesawat tempur. Para tentara di dalam kereta harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan perjalanan mereka. Di berbagai stasiun, mereka juga mendapat bantuan dari para pejuang lokal yang berusaha menghalangi pasukan Belanda agar kereta dapat terus melaju.

Bagi para penggemar judi slot online situs togel terlengkap yang ingin mendaftar dan bermain di situs judi slot online, sebaiknya pahami bahwa untuk bermain slot resmi bandar togel terlengkap tidak memerlukan banyak uang karena memiliki mekanisme deposit yang murah.Anda berpeluang menghasilkan jutaan rupiah dengan modal sederhana, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam sehari link togel terlengkap. Ini adalah layanan terbaik yang tidak dapat dirasakan di situs lain, sehingga membuat anggota merasa nyaman dari awal hingga akhir setiap permainan situs togel resmi.

Leave a Reply